Dinamika Kelompok


A.    PENGERTIAN KELOMPOK
Kata kelompok tidak asing lagi dalam telinga kita. Baik dalam masa pendidikan maupun dalam kelompok masyarakat. Selain itu kita juga sering terlibat dalam kelompok baik itu kelompok belajar, kelompok bermain, kelompok sebaya, maupun kelompok dalam organisasi di sekolah dan di masyarakat.
Lalu apa itu kelompok? Kelompok didefenisikan sebagai proses interaksi antara dua orang atau lebih yang dilakukan karena adanya hal-hal tertentu. Dimana hal hal tertentu itu meliputi sebagai berikut:
1.      Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota  lainnya.
2.      Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3.      Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4.      Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5.      Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6.      Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

v  Ciri ciri kelompok
Ada beberapa ciri ciri dalam dinamika kelompok, yaitu:
1.      Dikatakan kelompok apabila terdiri dari dua orang atau lebih
2.      Tiap kelompok mempunyai motif dan dorongan yang sama sehingga kelompok bergerak ke dalam satu tujuan yang sama
3.      Tiap kelompok mempunyai struktur, sehingga kelompok mempunyai peranan masing masing dan berperan dalam truktur masing masing
4.      Adanya sifat pro dan kontra dalam kelompok. Dimana tiap anggota kelompok mempunyai sifat mendukung dan pertentangan dalam tiap anggota kelompok. Hal ini membuat kelompok majemuk.
5.      Adanya norma norma. Yaitu tiap kelompok mempunyai aturan dan ketentuan yang biasanya harus dipatuhi oleh tiap kelompok, individu yang melanggar aturan akan cederung di keluarkan dalam kelompok

B.     TIPE TIPE KELOMPOK
Dalam kehidupan sehari hari ada beberapa bentuk interaksi sosial, atau dapat dikatakan tipe tipe kelompok yaitu:
1.      Kelompok social
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agar  ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
2.      Kelompok tugas
Yaitu kelompok yanh terbentuk karena adanya penugasan. Hal ini biasanya terjadi interaksi satu sama lain karena adanya tugas yang di berikan dan akan berakhir ketika tugas telah berakhir
3.      Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
Contohnya keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

4.      Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv.
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain
5.      Formal group dan informal group
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.

C.     DINAMIKA INTRAPERSONAL (PERILAKU INDIVIDU DALAM KELOMPOK)
Disamping interaksi, dalam kelompok terdapat juga peilaku individu dalam kelompok. Yang dimana interaksi akan mempengaruhi perilaku dan begitu juga sebaliknya perilaku akan mempengaruhi interaksi atau komunikasi antar individu.
Ada beberapa perilaku individu dalam kelompok atau dinamika intrapersonal yaitu:
a.       Anggota saling mempunyai motivasi untuk bergabung
Yaitu tiap individu saling mempuyai motif yang sama untuk bergabung sehingga cenderung mempunyai perilaku yang mudah di arahkan dan cenderung sama
b.      Adanya unit terpadu oleh orang orang untuk saling berinteraksi
Hal ini memungkinkan individu-individu yang bergabung dalam sebuah kelompok merupakan sebuah unit yang terpadu untuk saling terbuka dan berinteraksi dalam sebuah kerja sam untuk mencapai tujuan.
c.       Memberikan sumbangan (waktu&tenaga) yg berbeda-beda
Dalam proses interaksi dan kerja sama dalam kelompok, individu memberikan dukungan serta partisipasi yang cenderung berbeda beda. Hali ni di akibatka oleh kemampuan yang dapat diberikan oleh anggota kelompok.
d.      Mencapai kesepakatan dari tiap perbedaan pendapat  dengan macam-macam  interaksi.
Dalam kelompok cenderung terdapat berbagai pendapat yang kadang bersifat mendukung dan juga ada bersifat menentang pendapat yang lain. Dalam perilaku individu dalm kelompok hal ini disimpulakan dalam mencapai  kesepakatan dan kesimpulan.

D.    PENGARUH TIMBAL BALIK INDIVIDU DENGAN KELOMPOK DAN SEBALIKNYA
Dalam kelompok cenderung saling mempengaruhi satu sama lain. Ada beberapa pengaruh timbal balik antara anggota kelompok. Contohnya adalah sebagai berikut:
1.      Imitasi (meniru)
Yaitu dalam anggota kelompok cenderung saling meniru, baik dalam hal pakaian cara berbicara dan lain sebagainya. Hal yang biasa ditiru adalah hal hal yang di anggap baru dan layak untuk ditiru terutama hal baik
2.      Sugesti (memengaruhi)
Yaitu sesama anggota kelompok cemderung saling memengruhi untuk mencapai sebuah kesamaan yang biasanya untuk mencapai sebuah tujuan bersama.
3.      Identifikasi
Dalam kelompok, tiap tiap anggota berusaha untuk mencai informasi baik dari kelompok maupun sesama anggota kelompok. Hal ini terjadi karena motif yang sama, sehingga muncul niat untuk saling mengenal satu sama lain.
4.      Simpati
Setelah saling mengenal, tiap anggota kelompok akan merasa senasib sepenanggungan yang menyebabkan munculnya simpatik pada sesama anggota.


A.    KONSEP KONSEP DASAR DINAMIKA KELOMPOK
1.      Pengertian dinamika kelompok
Untuk mengetahui apa itu dinamika, terlebih dahulu kita cari tahu apa itu dinamika. Dinamika dapat diartikan sebagai bentuk kekuatan, selalu bergerak dan berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai. Dinamika juga dapat diartikan sebagai hubungan yang selalu berkelanjutan.
Sedangkan telah kita bahas di atas, bahwa kelompok merupakan suatu proses interaksi antara dua orang atau lebih karena adanya motif dan tujuan yang sama. Jadi, secara harafiah dinamika kelompok merupakan suatu bentuk interaksi antara dua orang atau lebih karena adanya motif  dan tujuan yang sama yang dimana interaksi ini akan terus berkembang dan bergerak sesuai dengan keadaan dan zaman yang berkelanjutan.
2.      Tujuan dinamika kelompok
a.       Membangkitkan kepekaan diri sehingga munculnya sikap saling menghargai satu sama lain
b.      Menimbulkan tekad baik sesama anggota
c.       Keterbukaan sesema anggota
d.      Munculnya solidaritas satu sama lain sehingga saling menghargai pendapat orang lain
B.     
Berikut sejumlah teknik yang dapat digunakan ketika melaksanakan terapi kelompok.
·         Teknik yang melibatkan para anggota
·         Teknik yang melibatkan pemimpin
·         Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
·         Teknik untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung
·         Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi hal hal yang lebih pribadi untuk di selesaikan bersama
Kesalahan kesalahan dalam tehnik terapetik
·         Berusaha Melaksanakan Terapi Tanpa Perjanjian
·         Menghabiskan terlalu banyak waktu pada satu orang
·         Fokus pada satu topik yang tidak relevan
·         Membiarkan para anggota saling menolong (misalnya saat menangis)
·         Membiarkan sesi menjadi sesi memberi nasehat
a.       Tahap tahap perkembangan kelompok
·         Tahap Pembentukan (forming)
Pada tahap ini terjadi pembentukan kelompok, hal ini dimulai dengan penentuan anggota, struktur, tujuan, mamfaat, visi dan misi dari kelompok tersebut.
·         Tahap Timbulnya Konflik (Strorming)
Yaitu seberapa banyaknya pertentangan atau penolakan yang ada setelah dibentuk kelompok tersebut. Penolakan ini dapat berupa ketidak setujuan tentang pembagian tugas dan lain sebagainya.
·         Tahap Normalisasi
Ini merupakan tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi definisi yang benar atas perilaku anggota.
·         Tahap Performing (Berkinerja)
Pada titik ini struktur telah sepenuhnya berfungsi dan bekerja. Energi kelompok  telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.

·         Tahap Adjourning Stage (Pembubaran)
Untuk kelompok – kelompok kerja yang permanen, berkinerja adalah tahap terakhir dalam perkembangan mereka. Tetapi, untuk komisi, tim, angkatan tugas sementara, dan kelompok -  kelompok kerja yang mempunyai tugas yang terbatas untuk dilakukan, terdapat tahap pembubaran. Dalam tahap ini, kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas.

b.      Siklus perkembangan kelompok
Banyak ilmuan percaya bahwa kelompok melalui setiap tahapan tidak hanya sekali (arrow 1997;Hill & Guner,1973; Menneke, Hoffer, Wynne, 1992; Shambaugh, 1978). Itu bisa terjadi ketika kelompok terjadi secara bertahap. Hal ini biasanya terjadi ketika kelompok itu melakukan berbagai kagiatan yang berkelanjutan.
c.       Peranan anggota dalam kelompok
Peran kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif dari  para anggota kelompok. Pertimbangan mengenai keragaman dan keseragaman ciri anggota kelompok perlu diperhatikan yaitu:
·         Jenis kelompok
Jenis kelompok sangat mempengaruhi tujuan dari terbentuknya kelompok. Hal ini juga akan sangat mempengaruhi jumlah dan jenis dari keanggotaan kelompok tersebut.
·         Umur
Pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan dalam kelompok dengan anggota seumur. Karena itu sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi dan keaktifan dari tiap anggota kelompok.
·         Kepribadian
Keragaman dan keseragaman dalam kepribadian anggota kelompok dapat membawa keuntungan ataupun kerugian tertentu. Jika perbedaan diantara anggota amat besar, maka komunikasi antar anggota akan mengalami masalah.


·         Hubungan awal
Keragaman dan keseragaman anggota kelompok juga menyangkut hubungan awal para anggota kelompok sebelum kegiatan kelompok dimulai. Keakraban mewarnai hubungan antar anggota kelompok yang sudah saling bergaul sebelumnya, dan sebaliknya suasana keasingan akan dirasakan para anggota yang belum saling mengenal.
Peran yang dibutuhkan dari tiap anggota kelompok adalah sebagai berikut.
ü  Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan anatar anggota kelompok
ü  Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok
ü  Berusaha agar yang dilakukannya membantu tercapainya tujuan bersama
ü  Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik
ü   Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
ü   Mampu berkomunikasi secara terbuka
ü  Berusaha membantu anggota lain
ü  Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk menjalankan peranannya
ü   Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu
V.                Pertemuan Kelima
a.       Mengetahui karakteristik pemimpin dan kepemimpinannya
 Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
·         Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
·         Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
·         Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
·         Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
b.      Pengertian Intervensi (campur tangan)
Intervensi adalah campur tangan atau strategi memberi bantuan kepada masyarakat, individu, kelompok maupun komunitas sebagai suatu kegiatan perbaikan yang terencana dalam proses pembinaan organisasi yang bertujuan membantu kelompok ataupun organisasi tsb.
c.       Peranan Intervensi dalam Kelompok
·         Membantu kelompok mencari suatu solusi/alternatif dalam memecahkan masalah baik berupa nasehat, motivasi, bantuan,dll
·         Mempengaruhi pola pikir anggotanya
d.      Bias budaya dalam kelompok
Bias adalah efek atau dampak sedangkan budaya adalah adat istiadat.
Jadi, bias budaya adalah efek atau dampak dari suatu adat istiadat yang mempengaruhi cara individu berkomunikasi maupun berperilaku dalam kelompok (lingkungan).
Misalnya:
·         Menimbulkan stereotip dan prasangka
·         Menimbulkan konflik
·         Menimbulkan kesalahpahaman antar kelompok dalam berkomunikasi


a.       Masyarakat majemuk dan multikultural
Masyarakat artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
Multi, berarti banyak atau beraneka ragam dan Kultural,berarti Budaya
Jadi, masyarakat multikultural adalah kesatuan manusia atau individu yang memiliki beraneka ragam budaya. 
Sedangkan masyarakat majemuk merupakan suatu bentuk kesatuan yang terdiri dari beragam suku, agama, sifat dan adat istiadat atau kebiasaan hidup yang saling mempengaruhi satu sama lain.
b.      Hubungan antar etnik
Dalam tiap budaya mempunyai hal unik yang di anut oleh pribadi masing-masing. Ini sangat mempengaruhi perilaku dan tingkah laku individu dalam masyarakatnya. Perbedaan ini sangat mencolok dalam masyarakat yang majemuk dan multikultural terutama dalam kehudupan perkotaan.
Ada beberapa hal unsur unsur sosial dalam tiap budaya yaitu:
·         Sistem keyakinan, nilai dan sikap.
·         Pandangan hidup tentang dunia.
·         Organisasi sosial
Unsur unsur sosial di atas sangat mempengaruhi pemikiran, baik kognitif maupun kepribadian seseorang. Terutama orang yang fanatik terhadap budayanya
Hal ini dapat menyebabkan hal hal berikut:
·         Perbedaan Kode Komunikasi
·         Streotip
·         Prasangka
Orang yang terbuka akan selalu mencoba mencari tahu informasi tentang budaya lain dan akan lebih dapat menerima budaya lain dibandingkan orang yang tertutup terhadap budayanya.
Jadi, hubungan antar etnik dalam masyarakat bisa menjadi masalah sosial dan bisa juga jadi suatu kesatuan kerja sama dan keberagaman bangsa yang saling membutuhkan.



C.     TEHNIK TEHNIK DAYA TERAPETIK DALAM KELOMPOK
Ini dapat berupa bentuk bentuk pendekatan pada kepada kelompok. Terapi kelompok ini dapat berlangsung di tempat seperti : penjara, rumah sakit, pusat kesehatan mental, pusat konseling perguruan tinggi, pusat bimbingan anak, pusat rehabilitasi, pusat krisis remaja, dll.Terapi ini dipimpin seseorang dan sebagai bentuk diskusi dalam pemecahan masalah bersama.
Berikut sejumlah teknik yang dapat digunakan ketika melaksanakan terapi kelompok.
·         Teknik yang melibatkan para anggota
·         Teknik yang melibatkan pemimpin
·         Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota
·         Teknik untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung
·         Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi hal hal yang lebih pribadi untuk di selesaikan bersama
Kesalahan kesalahan dalam tehnik terapetik
·         Berusaha Melaksanakan Terapi Tanpa Perjanjian
·         Menghabiskan terlalu banyak waktu pada satu orang
·         Fokus pada satu topik yang tidak relevan
·         Membiarkan para anggota saling menolong (misalnya saat menangis)
·         Membiarkan sesi menjadi sesi memberi nasehat
D.    SIKLUS PERKEMBANGAN KELOMPOK
Tahap Pembentukan (forming)
Pada tahap ini terjadi pembentukan kelompok, hal ini dimulai dengan penentuan anggota, struktur, tujuan, mamfaat, visi dan misi dari kelompok tersebut.
Tahap Timbulnya Konflik (Strorming)
Yaitu seberapa banyaknya pertentangan atau penolakan yang ada setelah dibentuk kelompok tersebut. Penolakan ini dapat berupa ketidak setujuan tentang pembagian tugas dan lain sebagainya.
Tahap Normalisasi
Ini merupakan tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasi definisi yang benar atas perilaku anggota.
Tahap Performing (Berkinerja)
Pada titik ini struktur telah sepenuhnya berfungsi dan bekerja. Energi kelompok  telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.

Tahap Adjourning Stage (Pembubaran)
Untuk kelompok – kelompok kerja yang permanen, berkinerja adalah tahap terakhir dalam perkembangan mereka. Tetapi, untuk komisi, tim, angkatan tugas sementara, dan kelompok -  kelompok kerja yang mempunyai tugas yang terbatas untuk dilakukan, terdapat tahap pembubaran. Dalam tahap ini, kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas.

E.     SIKLUS PERKEMBANGAN KELOMPOK
Banyak ilmuan percaya bahwa kelompok melalui setiap tahapan tidak hanya sekali (arrow 1997;Hill & Guner,1973; Menneke, Hoffer, Wynne, 1992; Shambaugh, 1978). Itu bisa terjadi ketika kelompok terjadi secara bertahap. Hal ini biasanya terjadi ketika kelompok itu melakukan berbagai kagiatan yang berkelanjutan.
F.      PERANAN ANGGOTA KELOMPOK
Peran kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif dari  para anggota kelompok. Pertimbangan mengenai keragaman dan keseragaman ciri anggota kelompok perlu diperhatikan yaitu:
Jenis kelompok
Jenis kelompok sangat mempengaruhi tujuan dari terbentuknya kelompok. Hal ini juga akan sangat mempengaruhi jumlah dan jenis dari keanggotaan kelompok tersebut.
Umur
Pada umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan dalam kelompok dengan anggota seumur. Karena itu sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi dan keaktifan dari tiap anggota kelompok.
Kepribadian
Keragaman dan keseragaman dalam kepribadian anggota kelompok dapat membawa keuntungan ataupun kerugian tertentu. Jika perbedaan diantara anggota amat besar, maka komunikasi antar anggota akan mengalami masalah.


Hubungan awal
Keragaman dan keseragaman anggota kelompok juga menyangkut hubungan awal para anggota kelompok sebelum kegiatan kelompok dimulai. Keakraban mewarnai hubungan antar anggota kelompok yang sudah saling bergaul sebelumnya, dan sebaliknya suasana keasingan akan dirasakan para anggota yang belum saling mengenal.
Peran yang dibutuhkan dari tiap anggota kelompok adalah sebagai berikut.
Ø  Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan anatar anggota kelompok
Ø  Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok
Ø  Berusaha agar yang dilakukannya membantu tercapainya tujuan bersama
Ø  Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik
Ø   Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok
Ø  Mampu berkomunikasi secara terbuka
Ø  Berusaha membantu anggota lain
Ø  Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk menjalankan peranannya
Ø  Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu
G.    BIAS BUDAYA
Bias budaya dalam kelompok
Bias adalah efek atau dampak sedangkan budaya adalah adat istiadat.
Jadi, bias budaya adalah efek atau dampak dari suatu adat istiadat yang mempengaruhi cara individu berkomunikasi maupun berperilaku dalam kelompok (lingkungan).
Misalnya:
Ø  Menimbulkan stereotip dan prasangka
Ø  Menimbulkan konflik
Ø  Menimbulkan kesalahpahaman antar kelompok dalam berkomunikasi
Ø  Bias budaya dalam masyarakat majemuk

c.       Masyarakat majemuk dan multikultural
Masyarakat artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
Multi, berarti banyak atau beraneka ragam dan Kultural,berarti Budaya
Jadi, masyarakat multikultural adalah kesatuan manusia atau individu yang memiliki beraneka ragam budaya. 
Sedangkan masyarakat majemuk merupakan suatu bentuk kesatuan yang terdiri dari beragam suku, agama, sifat dan adat istiadat atau kebiasaan hidup yang saling mempengaruhi satu sama lain.
d.      Hubungan antar etnik
Dalam tiap budaya mempunyai hal unik yang di anut oleh pribadi masing-masing. Ini sangat mempengaruhi perilaku dan tingkah laku individu dalam masyarakatnya. Perbedaan ini sangat mencolok dalam masyarakat yang majemuk dan multikultural terutama dalam kehudupan perkotaan.
Ada beberapa hal unsur unsur sosial dalam tiap budaya yaitu:
·         Sistem keyakinan, nilai dan sikap.
·         Pandangan hidup tentang dunia.
·         Organisasi sosial
Unsur unsur sosial di atas sangat mempengaruhi pemikiran, baik kognitif maupun kepribadian seseorang. Terutama orang yang fanatik terhadap budayanya
Hal ini dapat menyebabkan hal hal berikut:
·         Perbedaan Kode Komunikasi
·         Streotip
·         Prasangka
Orang yang terbuka akan selalu mencoba mencari tahu informasi tentang budaya lain dan akan lebih dapat menerima budaya lain dibandingkan orang yang tertutup terhadap budayanya.
Jadi, hubungan antar etnik dalam masyarakat bisa menjadi masalah sosial dan bisa juga jadi suatu kesatuan kerja sama dan keberagaman bangsa yang saling membutuhkan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Semakin baik hubungan individu tiap pribadi maka semakin baik pula hubungan kelompok kita. Individu yang dapat menyesuaikan diri dengan orang lain juga dapat membentuk kelompok yang baik. Kelompok yang mempunyai hubungan yang baik maka semakin baik juga hubungan interpersonal antar anggota. Kelompok yang baik apabila juga dipimpin oleh pemimpin yang baik juga. Hubungan interaksi antar dua individu dengan mempunyai motif dan tujuan yang sama.
B.     SARAN
Kami sadar akan kekurangan makalah ini, untuk ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun untuk perbaikan makalah ini. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Komentar