Bimbingan
adalah suatu proses upaya bantuan untuk mewujukan perkembangan manusia yang
optimal baik secara kelompok maupun individual, sesuai dengan hakikat
kemanusiaannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemahan
serta permasalahan yang sedang di alaminya.
Konseling
adalah bantuan yang diberikan oleh seorang profesional kepada seorang individu
ataupun kelompok secara berkesinambungan dan bertahap untuk membantu individu
ataupun kelompok tersebut dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya dengan
cara wawancara dan sesuai dengan keadaan yang di hadapinya untuk mencapai
kesejahteraan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah
bantuan yang diberikan kepada individu ataupun kelompok oleh seorang
profesional melalui sistematika tertentu untuk membantu individu dalam
menyelesaikan masalah yang tak mampu dihadapinya sendiri serta membantu
individu dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri individu tersebut.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Berbagai buku menyatakan tujuan dari Bimbingan dan Konseling dengan
menggunakan bermacam-macam bahasa buku, namun untuk lebih memudahkan kita akan
tujuan bimbingan dan konseling secara sederhana maka akan dijelaskan sebagai
berikut :
Tujuan Bimbingan dan Konseling terbagi menjadi dua, yaitu :
Tujuan Umum
v Membantu individu agar dapat mencapai perkembangan yang optimal
sesuai dengan bakat, kemampuan, minat, nilai-nilai, serta terpecahkan
masalah-masalah yang dihadapi individu.
v Membantu individu agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami
dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya.
v Mampu membuat keputusan dan rencana yang realistik.
v Mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya tersebut
v Terakhir mewujukan diri sendiri sebagai manusia yang sejahtera.
Tujuan Khusus
v Terkait kepada arah perkembangan klien dan masalah-masalah yang
dihadapinya.
v Mengajarkan kemandirian pada diri tiap-tiap klien yang dihadapi oleh
konsselor.
C . Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
Konsepsi Bimbingan dan Konseling ternyata mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Pada awalnya istilah “bimbingan” berdiri sendiri dan didalamnya sama
sekali tidak mengandung pengertian konseling. Pada periode berikutnya istilah
Bimbingan dan Konseling ( BK ) dipakai secara bersamaan, artinya makna nya
menjadi ambigu (dalam satu kata berisi dua makna). Pada perkembangan yang lebih
lanjut istilah “konseling” berdiri sendiri dan sekaligus dia memuat pengertian
bimbingan juga di dalamnya.
Dasar
pemikiran penyelenggaraan BK di sekolah / marasah bukan semata-mata
terletak pada ada atau tidaknya landasan hukum ( perundang-undangan),
namun yang lebih penting dan tepat adalah :
v Menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya
disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai
tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual,
sosial, moral spiritiual).
v Mampu menghargai segala potensi yang ada pada iri manusia, karena
setiap manusia yang lahir ke bumi ini telah di anugerahi potensi sebagai aset.
v Menyadarkan manusia agar sadar akan esensi yang dia miliki.
Selanjutnya, individu dalam mencapai tahap perkembangan
yang lebih matang, konseli memerlukan bimbingan dari seorang konselor karena
mereka masih kurang memiliki pemahaman ataupun wawasan tentang dirinya. Selain
itu terdapat suatu keyakinan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu
berlangsung secara mulus atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan
itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus atau searah dengan potensi,
harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan konseli tidak lepas dari
pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada
lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat
mempengaruhi gaya hidup ( life style ) pada warga masyarakat itu sendiri.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi atau
di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan
konseli, seperti terjadinya stagnasi ( kemandegan ) perkembangan,
masalah-masalah atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang di duga
mempengaruhi gaya hidup tersebut diantaranya adalah :
- Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat
- Pertumbuhan kota-kota
- Kesenjangan tingkat ekonomi masyarakat
- Revolusi teknologi informasi
- Pergeseran fungsi atau struktur keluarga
- Perubahan dunia industri.
Selain itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling ini dikarenakan :
- Iklim lingkungan yang kurang sehat (banyak tayangan pornografi, penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman-minuman keras, obat-obatan terlarang / narkoba yang tidak terkontrol.
Semua hal diatas sangat mempengaruhi masyarakat terutama
pelajar, sehingga banyak bertebaran tawuran iantara kelompok-kelompok siswa SMA
dan sederajat, pelanggaran tata tertib sekolah yang membuat para guru kelas dan
kepala sekolah semakin kewalahan karena ulah siswa-siswi nya. Penampilan
perilaku remaja seperti di atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai
dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum
dalam
tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003).
tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003).
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang
tidak diharapkan seperti
disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara
sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan Bimbingan dan Konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara
sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan Bimbingan dan Konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau
ideal adalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang
bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif
dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan
menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang
bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif
dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan
menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
D . Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Islam
Pada dasarnya Bimbingan Konseling hampir sama dengan Bimbingan Konseling dalam
islam,bimbingan konseling islam lebih mengarah ke agama, jadi bimbingan
konseling islami adalah proses pemberian bantuan yang terarah, continue,
dan sistemmatis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan potensi atau
fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan
cara menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam
alquran dan hadist sehaingga individu tersebut dapat hidup selaras sesuai
dengan ajaran al-quran dan hadist.
Ada beberapa individu yang sama sekali tidak mempunyai hubungan yang
baik dengan Allah. Diantaranya adalah :
v Manusia yang terlepas hubungannya dengan Allah SWT
v Manusia yang terlepas hubungan dengan manusia lainnya atau alam
semesta
v Manusia yang sama sekali tidak memilki hubungan yang baik dengan
Allah SWT maupun dengan manusia dan alam semesta.
Dalam hubungan yang serba terputus tersebut maka pada saat itulah
diperlukan konseling islami yang berfungsi untuk menanggulangi perkembangan
fitrah beragama tersebut sehingga individu itu kembali sadar akan eksistensinya
sebagai khalifah di muka bumi yang berfungsi untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Dari pemahaman yang telah dikemukakan di atas maka dapat diperoleh jawaban
bahwa klien bimbingan konseling islami itu adalah setiap individu mulai dari
lahirnya sehingga menginternalisasikan norma-norma Al-quran dan hadist dalam
perilaku hidupnya ,serta individu yang mengalami penyimpangan dalam
perkembangan fitrah bergama yang di milikinya.
E . Model-Model Bimbingan dan Konseling
Pembahasan mengenai hal ini sangat spesifik, ini juga merupakan
sebuah dasar untuk mengetahui teknik-teknik dan pendekatan-pendekatan terhadap
Bimbingan Konseling lebih dalam lagi.
Berikut model-model Bimbingan dan Konseling ada delapan yaitu
:
1 . Psikonalitik
Figur utama yang mencetuskan model ini adalah Sigmund Freud. Pada
dasarnya psikoanalitik adalah suatu teori kepribadian, sistem filsafat, dan
metode psikoterapi.
Konsep utama :
v Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan ressolusi dan
integrasi fase perkembangan psikoseksual yang berhasil.
v Perkembangan kepribadian yang gagal merupakan akibat dari resolusi
sejumlah fase perkembangan psikoseksual yang tidak memadai.
v Id, ego, dan super ego membentuk dasar bagi struktur kepribadian.
v Kecemasan adalah akibat perepresian konflik-konflik dasar.
v Mekanisme pertahanan ego dikembangkan untuk mengendalikan kecemasan.
v Proses-proses tak sadar berkaitan erat dengan tingkah laku yang
muncul sekarang.
Tujuannya adalah :
Membuat hal-hal yang tidak disadari menjadi disdari. Merekostruksi
kepribadian dasar membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-penalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus konflik-konflik yang
direpresi. Kesadaran intelektual.
2 . Model konseling eksistensial-humanistik
Pendiri model konseling ini adalah May,Maslow,Frankl,jourard
Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi fisik
manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada
pemahaman atas manusia alih-alih suatu sistem tehnik-tehnik yang digunakan
untuk mempengaruhi klien.
Tujuan nya adalah :
Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri
dan pertumbuhan. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan memperluas
kesadaran diri. Membantu klien agar bebas dan bertanggungjawab atas arah
kehidupannya sendiri.
3 .Client centered
Pendiri model konseling ini adalah Carl Rogers.
v Manusia: memiliki dorongan untuk selalu
bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi, kooperatif, konstrukstif dan
memiliki kebaikan pada inti terdalam tanpa perlu mengendalikan
dorongan-dorongan agresifnya
v Client diposisikan untuk memiliki kesanggupan-kesangguapan dalam
membuat keputusan.
v Manusia memiliki rasa, jiwa, pemikiran yang tumbuh dan bergerak
untuk menjadi maju, memiliki pilihan, menentukan pilihannya yang dianggap baik
dan bertanggungjawab dalam kehidupannya.
Tujuannya :
Menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri
klien sehingga mampu menyadari penghambat-penghambat pertumbuhan dan
aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya dingkari . membantu klien agar
mampu bergerak kea rah keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan
spontanitas dan perasaan hidup.
4 .Gestalt
Pendiri model konseling ini adalah Fritz perls
Orang terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran perasaan
serta tingkah laku.
Pandangannya
antideterministik dalam arti individu dipandang memiliki kesanggupan untuk
menyadari bagaimana pengaruh masa lampau berkaitan dengan kesulitan sekarang
Tujuan:
Membantu klien untuk memperoleh kesadaran atas pengalaman dari saat
ke saatnya, menantang klien agar menerima tanggungjawab atas pengambilan
dukungan internal alih-alih dukungan eksternal.
5 .Analisis Transaksional
Pendiri model konseling ini adalah Eric Berne
Hal ini digunakan untuk mengajari klien untuk memilih menggunakan ego yang mana
digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, sehingga klien
mampu menggunakan segala aspek kepribadian yang ada pada dirinya dengan tepat.
Tujuan :
Membantu klien agar bebas dari skenario, bebas dari permainan,
menjadi pribadi yang otonom, yang sanggup memilih ingin menjadi apa dirinya.
Membantu klien dalam menguji keputusan dini dan membuat keputusan yang baru
yang berlandaskan kesadaran.
6 .Behaviorisme
Pendiri model konseling ini adalah Wolpe,Eysenck,Lazarus,Salter.
Konselor harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian
treatment, yakni konselor menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian
pemecahan masalah-masalah konseli. Tugas konselor adalah mendengarkan kesulitan
konseli secara aktif dan empatik, memantulkan kembali apa yang dipahaminya, dan
menjabarkan bagaimana bertindak diluar cara-cara yang ditempuh
sebelumnya. .
Tujuan :
Mengubah tingkah laku klien yang kurang baik menjadi kearah yang lebih baik
tanpa menyepelekan tingkah laku terdahulu pada akhirnya tujuan yang sebenarnya
diselipkan kedalam metode penyelesaian masalah klien.
7 . Konseling rasional-Emotif
Pendiri model konseling ini adalah Albert Ellis
Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir
rasional dan irrasional
Ketika berpikir dan bertingkah-laku rasional manusia akan
efektif, bahagia, dan kompeten.
Cara ini sangat didaktik,berorientasi kognitif tindakan,serta
menekankan peran pemikiran sistem-sistem kepercayaan sebagai akar
masalah-masalah pribadi .
Tujuan :
Menghapus pandangan hidup klien yang mengalahkan dirinya terdahulu dan mebantu
klien tersebut memperoleh pandangan hidup yang lebih terarah.
8. REALITAS
Pendiri model konseling ini adalah William Glasser
Berfokus pada saat sekarang, menekankan pada kekuatan pribadi dan
pada dasarnya merupakan jalan dimana para klien bisa belajar tingkah laku yang
lebih realistik agar bisa mencapai keberhasilan.
Tujuan :
v Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, agar dapat
menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
v Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala
resiko yang ada sesuai dengan kemampuan dan keinginan dalam perkembangan dan pertumbuhannya
v Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistik dalam memcapai
tujuan yang telah ditetapkan
v Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian
yang sukses, yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai dan adanya keinginan individu
untuk mengubahnya sendiri.
v Terapi ini ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas
kesadaran sendiri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli secara profesional kepada inividu atau
Kelompok untuk menyelesaikan atau mengentaskan masalah yang terjadi dan juga
untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri individu sehingga individu
tersebut dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Tujuan umum bimbingan konseling adalah membantu individu agar mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minatan, nilai-nilai
serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh individu atau
klien.Sedangkan tujuan khususnya adalah lansungterkait pada arah perkembangan
klien dan masalah yang dihadapi
B . Saran
Sebagai seorang konselor kita harus memahami konsep dasar dan model-model
bimbingan konseling sehingga dalam melakukan proses bimbingan dan konseling
akan tercapai hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
v Corey Gerald.2009.Teori konseling dan
Psikoterapi.Bandung : PT Refika Aditama
v Abdurrahman,Tarmizi situmorang.2006. Dasar-asar
bimbingan konseling.Medan
v Hellen A.2005.Bimbinganan konseling.Bandung
v Prayitno,Erman Amti.2004. Dasar-dasar
Bimbingan dan konseling.Jakarta : PT Rineka Cipta
v http//google.com//konsep dasar bimbingan
konseling
v http//ahmasudarajat.Worpress.com