"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" adalah point kelima pancasila sekaligus menjadi semboyan kesejahteraan yang sering didengungkan. Dalam memperingati hari lahir pancasila 1 Juni, perlu diingatkan kembali untuk "menjemput yang tertinggal" terkhusus daerah pinggiran dengan berbagai persoalan sosial didalamnya. Itu juga yang membuat Jokowi dicintai pinggiran dan terpilih kembali periode kedua.
Berbeda dengan cara Jokowi menjemput dalam ketertinggalan, Bapak Dosmar Banjarnahor justru mengasingkan beberapa kecamatan dari hasil refocussing serta realokasi anggaran APBD TA 2020.
Penanganan pandemi covid-19 memang berpedoman kepada Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan 117/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian APBD Tahun 2020 Dalam Rangka Penanganan Covid-19, serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional (SKB Mendagri dan Menkeu), dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA 2020 dengan pelaksanaan dalam tiga hal; Pertama adalah Refocusing Anggaran K/L dan pemerintah daerah (Pemda) untuk percepatan penanganan COVID-19. Kedua, Realokasi Cadangan Belanja untuk mendukung pelaksanaan Gugus Tugas COVID-19. Ketiga, penghematan belanja K/L dan meningkatkan efisiensi belanja untuk mendukung proses penanganan dan dampak COVID-19.
Hasil refocussing ini diharapkan bisa menangani dampak ekonomi akibat covid-19, tanpa terkecuali diwilayah pemda.
Pengadaan bibit bawang merah senilai 24 ton dari Brebes oleh Kabupaten Humbang Hasundutan, dengan sengaja atau tidak sengaja mengasingkan PAPATAR (Pakkat, Parlilitan, Tarabintang) secara perlahan, lantaran papatar tidak menghasilkan bawang merah secara produktif (Sumber: BPS 2020).
Anehnya, walau tau tidak produktif bibit bawang merah tetap dibagikan disana.
Pengadaan bawang merah dari hasil refocussing itu terlihat asal-asalan dan ugal-galan tanpa memikirkan dampak covid-19 diseluruh wilayah Humbang Hasundutan.
Padahal dalam berbagai pengamatan, Papatar tergolong daerah termarjinalkan di Humbang Hasundutan dengan didapatinya banyak masyarakat berpenghasilan 10/hari. Sehingga bila ditinjau dari perputaran uang saja, pengaruh dampak covid-19 sangat nyata disana.
Ditulis oleh: Azari Tumanggor dalam memperingati hari lahir pancasila.
Masyarakat sudah percaya PANCASILA, mohon pemerintah juga
"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia"