MENUJU HUMBANG HASUNDUTAN 2015 -2020

Pemilihan Bupati Humbang Hasundutan tidak lama lagi akan berlangsung bahkan hanya tinggal menunggu beberapa bulan saja. Dan siapa pun nanti yang terpilih, akan menjadi orang nomor satu di Kabupaten ini menggantikan Beliau (Maddin Sihombing) yang sudah menjalankan lalu lintas pemerintahan selama dua periode yang lalu. Sebelumnya Bupati Humbang Hasundutan ini telah mendapat penghargaan dalam kepemimpinannya serta dianggap mampu mendongkrak perkembangan melalui pembangunan berbagai inovasi dan infrastruktur sepanjang masa pemerintahannya.
Dalam menyambut pesta demokrasi akbar ini, tentunya akan banyak peristiwa politik dari berbagai kalangan calon Bupati yang akan bertarung di pemilihan ini untuk menjadi Bupati Humbang Hasundutan Periode 2015-2020. Proses konsolidasi dari berbagai pihak akan kemungkinan terjadi, dimulai dari partai politik, organisasi masyarakat, perhimpunan masyarakat dan berbagai kumpulan lainnya. Dan tidak mengherankan juga apabila ada mahasiswa yang dilatarbelakangi oleh dukungan finansial akan ikut juga bergabung dalam beberapa calon partai.
Berbagai calon Bupati akan mencoba menarik hati rakyat Humbang Hasundutan dengan berbagai cara. Orang -orang yang sudah terjun di dunia elit politik akan mencoba keberuntungannya di daerah ini, mengingat bahwa Humbang Hasundutan kaya akan Potensi Alam dan kawasan Parawisata terkhusus daerah PAPATAR. Dengan mengatasnamakan rakyat, perhatian elit politik akan lebih tertuju pada memanipulasi pencitraan, bukan mengelola kenyataan, lebih mengutamakan kenyamanan dan kemenangan diri ketimbang kewajiban memajukan kesejahteraan dan keadilan sosial. Itulah ketakutan yang sangat besar, apabila yang terpilih tidak mempunyai kepemimpinan yang menjanjikan kesejahteraan rakyat. 
Maka tidaklah heran apabila muncul berbagai spekulasi tentang pemerintahan sebelumnya sebagai tolak ukur untuk visi misi tiap calon bupati yang akan bertarung. Dimulai dari keburukan, kekacauan, penderitaan rakyat dan kesenjangan sosial pun akan diangkat untuk mencoba meyakini masyarakat bahkan tanpa kesadaran telah merusak citra kepemimpinan sebelumnya. Tapi itu bukanlah menjadi masalah, mengingat itulah paradigma politik yang kerap terjadi bahkan diseluruh tanah air.
Tanpa menjangkarkan nilai etis, demokrasi pada masa reformasi ini memang telah memberikan jaminan kebebasan, namun  belum  kunjung  membawa  keadilan  dan kebahagiaan  bagi  rakyat secara  keseluruhan. Hal ini juga sangat berdampak buruk kepada penduduk Humbang Hasundutan apabila terjadi hal yang serupa. Seperti yang dikatakan Geoff  Mulgan  (2007).  “Pengaruh kualitas pemerintahan terhadap kebahagiaan (kesejahteraan) hidup jauh melampaui efek yang ditimbulkan oleh pendidikan,  pendapatan,  dan  kesehatan,  yang  kesemuanya  itu  pun  tergantung  pada
kualitas pemerintahan.”. Yang dapat kita simpulkan bahwa pesta demokrasi yang akan kita lakukan akan menjamin keseluruhan realitas hidup masyarakat Humbahas serta dapat dikatakan bahwa kesejahteraan rakyat tergantung pada kualitas pemerintahan yang akan terpilih.
Bercermin dari situ, maka sebuah kerinduan dan harapan yang sangat besar dari rakyat Humbang Hasundutan bahwa siapa saja yang berkehendak menjadi pemimpin harus mampu  membangkitkan kembali  etos  kepahlawanan  yang  dapat  memulihkan  kembali harapan  rakyat.  Bahwa  krisis  dan kesulitan  yang  kita  hadapi  hari  ini  bukanlah  alasan untuk  mencari  kambing  hitam,  melainkan membuka  peluang  bagi  perubahan fundamental. Hendaknya  juga melalui tulisan ini diingatkan  bahwa warisan  terbaik  para  pendiri  bangsa  yang  perlu  kita teladani adalah “politik harapan” (politics of hope), bukan “politik ketakutan” (politics of fear). Republik  ini  berdiri  di  atas  tiang  harapan:  merdeka,  bersatu,  berdaulat,  adil  dan makmur.  Jika  kita  kehilangan  harapan,  kita  kehilangan  indentitas  sebagai  bangsa Indonesia.
Para calon bupati dan konsolidasi serta pakar -pakar politiknya harusnya mulai belajar bagaimana menggoreskan politik harapan di Kabupaten Humbang Hasundutan yang kita cintai ini dengan visi yang diperjuangkan dengan kenyataan. Karna harapan tanpa visi hanyalah kesesatan, dan visi tanpa perjuangan hanyalah pembodohan. Sehingga pertarungan politik yang terjadi bukan karena dorongan kepentingan tetapi karna dorongan gagasan untuk membangun Humbang Hasundutan ini. Maka Semua pihak harus menyadari bahwa politik, sebagaimana dikatakan Hannah Arendt, adalah  suatu “ruang  penjelmaan” (space  of  appearance) yang  memungkinkan  dan merintangi pencapaian manusia di segala bidang. Oleh karena itu, terang-gelapnya langit harapan di negeri ini sangat ditentukan oleh warna politik kita.
Lantas pemimpin seperti apa yang kita dambakan dalam periode selanjutnya?? ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi kita. Seperti  yang  dikatakan  oleh  penulis  buku  terkenal,  Kenneth  Blanchard,  bahwa kepemimpinan  dimulai  dari  dalam  hati  dan  keluar  untuk  melayani  mereka  yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Dapat dikatakan pula bahwa seorang pemimpin yang sanggup mengayomi dan merangkul semua lapisan masyarakat tanpa  memandang  mereka  rendah. Seorang  pemimpin  harus  bisa  menjadi  teladan  bagi bawahannya,  yang  siang  merangkul  dan  bekerja  bersama-sama  membangun  bangsanya tanpa menganggap adanya jurang pemisah diantara keduanya.
Maka Humbahas dengan masyarakat madani sangat ditentukan oleh bagaimana jalannya pesta demokrasi yang akan menghasilkan seorang pemimpin rakyat. Karena  untuk  menjadi  pemimpin bukan  hanya  berdasarkan  suka  satu  sama lainnya,  tetapi  banyak  faktor.  Pemimpin  yang berhasil  hendaknya  memiliki  beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Demikian juga rakyat Humbahas, dalam pesta demokrasi akbar nanti hendaknya jeli memilih, bukan karena ikatan marga atau familiy karena itu bukanlah sebuah jaminan. Tetapi mereka yang mampu menyentuh hati nurani rakyat dan memenuhi kriteria kepemimpinan yang di atas.
Semoga Humbang Hasundutan 2015 -2020 merupakan wujud nyata dari perjuangan kita dan dapat merealisasikan apa yang menjadi harapan masyarakat Humbang Hasundutan secara universal.

Horas...
Azari Tumanggor
Himpunan Mahasiswa Pakkat

”Hanya ada satu tanah yang bernama tanah airku, Humbang Hasundutan tercinta sebagai tanah kelahiranku. Ia akan makmur karena usaha, dan usaha itu ialah usahaku.”

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

komentar
4 Mei 2015 pukul 21.47 delete

Semoga masa kampanya dan pemilihan berlangsung dengan Damai :)

Reply
avatar

Komentar